Minggu, 07 Desember 2008

Kritik Lagu Anak "Kring-kring Ada Sepeda"

Lagu merupakan alat yang mampu mencairkan suasana pikiran manusia. Lagu mampu memberi aliran positif di otak manusia. Lagu pun mampu mempengaruhi cara berpikir manusia. Tentu saja dengan cara penyampaian dan lirik lagu tertentu.
Tak ketinggalan juga, lagu-lagu yang mungkin sering kita nyanyikan sewaktu kecil dulu ternyata mampu mempengaruhi sebagian besar msyarakat kita. Lirik-lirik lagu tersebut biasanya berisi ajakan atau himbauan kepada anak-anak di waktu itu untuk melakukan apa yang disebut dalam lagu tadi. Dan ternyata, karena intensitas lagu tadi dinyanyikan secara terus menerus, efeknya pun terbawa sampai saat orang tersebut dewasa.
Salah satu contoh lagu anak-anak adalah lagu yang berjudul “kring-kring ada sepeda”. Dalam lagu tersebut terdapat lirik yang berbunyi :
Kring kring kring ada sepeda
Sepedaku roda tiga
Kudapat dari ayah
Karena rajin bekerja
Tut tut tut suara sepatu
Sepatuku kulit lembu
Kudapat dari ibu
Karena rajin membantu
Tentu saja dalam lirik di atas terdapat pernyataan yang mempertegas peran antara laki-laki dan perempuan dalam kehidupan sehari-hari. Sosok laki-laki dan perempuan dilirik lagu tersebut digambarkan sebagai sosok “ayah” dan “ibu”. Sosok ayah digambarkan sebagai seorang yang “bekerja” dalam hidupnya dan sosok ibu sebagai seorang yang “hanya” membantu.
Hal ini mempertegas bahwa seorang laki-laki dalam sebuah keluarga bertugas mencari nafkah dan perempuan dalam keluarga sekali lagi “hanya” membantu sang laki-laki seperti mengurus rumah. Apalagi dalam teks lagu “kring-kring ada sepeda” terdapat semacam reward yang diterima laki-laki lebih besar daripada rewrd yang diterim perempuan. Laki-laki mendapatkan sebuah sepeda sedangkan perempuan mendapatkan sepasang sepatu. Sebuah perbandingan yang terasa kurang adil.

Tidak ada komentar: