Rabu, 12 November 2008

IBU, BUNDA, MAMA, EMAK, INAQ, MOTHER, ATAU APALAH…

Seusai UTS, ada sedikit waktu luang yang membuat saya bisa sejenak menggali lagi dokumen-dokumen lama dalam komputer saya. Kebetulan saya menemukan cukup banyak artikel tentang kasih sayang seorang ibu. Langsung saja saya merangkumnya dalam tulisan kali ini.
Pertama ada sebuah puisi yang dibuat oleh seorang ibu kepada anaknya. Isinya sebagai berikut :

Anakku...
Bila ibu boleh memilih
Apakah ibu berbadan langsing atau berbadan besar
karena mengandungmu
Maka
ibu akan memilih mengandungmu?
Karena dalam mengandungmu
ibu merasakan keajaiban dan kebesaran Allah
Sembilan bulan nak...
Engkau hidup di perut ibu
Engkau ikut kemanapun ibu pergi
Engkau ikut merasakan ketika jantung ibu berdetak
karena kebahagiaan
Engkau menendang rahim ibu ketika engkau merasa
tidak nyaman, karena ibu kecewa dan berurai air mata
Anakku...
Bila ibu boleh memilih apakah ibu harus operasi
caesar, atau ibu harus berjuang melahirkanmu
Maka ibu memilih berjuang melahirkanmu
Karena menunggu dari jam ke jam, menit ke menit
kelahiranmu
Adalah seperti menunggu antrian memasuki salah
satu pintu surga
Karena kedahsyatan perjuanganmu untuk mencari
jalan ke luar ke dunia sangat ibu rasakan
Dan saat itulah kebesaran Allah menyelimuti kita
berdua
Malaikat tersenyum diantara peluh dan erangan rasa
sakit,
Yang tak pernah bisa ibu ceritakan kepada siapapun
Dan ketika engkau hadir, tangismu memecah dunia
Saat itulah...
Saat paling membahagiakan
Segala sakit & derita sirna melihat dirimu yang merah,
Mendengarkan ayahmu mengumandangkan adzan,
Kalimat syahadat kebesaran Allah dan penetapan
hati tentang junjungan kita
Rasulullah di telinga mungilmu
Anakku...
Bila ibu boleh memilih apakah ibu berdada indah,
atau harus bangun tengah malam untuk menyusuimu,
Maka ibu memilih menyusuimu,
Karena dengan menyusuimu ibu telah membekali hidupmu
dengan tetesan-tetesan dan tegukan tegukan yang
sangat berharga
Merasakan kehangatan bibir dan badanmu didada ibu
dalam kantuk ibu,
Adalah sebuah rasa luar biasa yang orang lain
tidak bisa rasakan
Anakku...
Bila ibu boleh memilih duduk berlama-lama di ruang
rapat
Atau duduk di lantai menemanimu menempelkan puzzle
Maka ibu memilih bermain puzzle denganmu
Tetapi anakku...
Hidup memang pilihan...
Jika dengan pilihan ibu, engkau merasa sepi dan merana
Maka maafkanlah nak...
Maafkan ibu...
Maafkan ibu...
Percayalah nak, ibu sedang menyempurnakan puzzle
kehidupan kita,
Agar tidak ada satu kepingpun bagian puzzle
kehidupan kita yang hilang
Percayalah nak...
Sepi dan ranamu adalah sebagian duka ibu
Percayalah nak...
Engkau adalah selalu menjadi belahan nyawa ibu...


Manis banget kaaan…
Ada juga yang saya cuplik dari buku Ibu TamparlahMulut anakmu - Sekelumit Catatan Harian Emha Ainun Nadjib

Kalau ibunda membelai rambutmu
kalau ibunda mengusap keningmu, memijiti kakimu
Nikmatilah dengan syukur dan bathin yang bersujud
Karena sesungguhnya Allah sendiri yang hadir dan maujud
Kalau dari tempat yang jauh engkau kangen kepada ibunda
Kalau dari tempat yang jauh ibunda kangen kepada engkau,
dendangkanlah nyanyian puji-puji tuk Tuhanmu
Karena setiap bunyi kerinduan hatimu adalah
Sebaris lagu cinta Allah kepada segala ciptaanNya
Kalau engkau menangis
Ibundamu yang meneteskan airmata
Dan Tuhan yang akan mengusapnya
Kalau engkau bersedih
Ibundamu yang kesakitan
Dan Tuhan yang menyiapkan hiburan-hiburan
Menangislah banyak-banyak untuk ibundamu
Dan jangan bikin satu kalipun ibumu menangis karenamu
Kecuali engkau punya keranian untuk membuat Tuhan naik pitam kepada hidupmu
Kalau ibundamu menangis,
para malaikat menjelma jadi butiran-butiran air matanya
Dan cahaya yang memancar dari airmata ibunda
membuat para malaikat itu silau dan marah kepadamu
Dan kemarahan para malaikat adalah kemarahan suci
sehingga Allah tidak melarang mereka tatkala menutup pintu sorga bagimu
Ibu kandungmu adalah ibunda kehidupanmu
Jangan sakiti hatinya, karena ibundamu akan senantiasa memaafkanmu.
Tetapi setiap permaafan ibundamu atas setiap kesalahanmu
akan digenggam erat-erat oleh para malaikat untuk mereka usulkan kepada Tuhan
agar dijadikan kayu bakar nerakamu

Dan terakhir ada puisi dari seorang anak yang sangat mencintai ibunya. Bunyi puisi tersebut adalah :


sayup kudengar gerit halus suara pintu di
kegelapan nan hening
kalau aku terbangun malam itu
kemericik air mengalir menyenandungkan
ritual wudhu
mengirim desir angin dingin yang membuatku
menarik selimut lebih dalam
Bundaku..........
kau ajar aku dalam diammu nilai Ilahiah
kasih mengalir di senja itu,
ketika aku harus menunggu giliran mengaji
darimu
atau cahaya remang mentari menyentuh bola
mataku,
kala dalam kuap sisa tidurku
kulihat engkau membaca qur'an pagi itu
Bundaku............
dalam lakumu kau ajar aku kecintaan akan
Kalam Ilahi
tak banyak yang kau beri dari dunia ini
padaku
tak banyak tuntutan kau ungkap akan harapan
seorang ibu
nilai ketulusan dan kesederhanaan
mengajarkanku sesuatu
Maka kelak.......
jika harus engkau pertanggungjawabkan amanah
ini dihadapanNya
ijinkah aku untuk mengatakan............
Aku yang salah Tuhanku
untuk kebodohanku dalam mengambil pelajaran
Aku yang salah Tuhanku
untuk keburukan akhlak yang terpatri
Aku yang salah Tuhanku
untuk semua pelanggaran yang telah aku
lakukan
hingga engkau bebas
dari tuntutanNya akan laku anakmu ini
sekalipun itu
tak pernah cukup untuk mengganti
setiap cucur darah, keringat dan airmata
dari ketulusan cintamu
terima kasih ibuku.........


Tidak ada komentar: